Kamis, 31 Maret 2011

Agar Serama Berjaya


Harga serama juara yang sedemikian mahal, tentu bukan tanpa alasan. Pasalnya, mencetak serama juara bukan urusan gampang. Umumnya serama juara mempunyai silsilah berasal dari induk yang juga juara. Tapi hubungan ini tak berlaku sebaliknya. Bibit serama yang berasal dari induk unggul tak selalu mewarisi gen unggul. Meskipun emak-bapaknya jawara kontes, tidak otomatis ia bakal menjadi jawara. Ada cara-cara tertentu memelihata serama buat jadi jawara kontes.

Sekalipun induknya berbadan bagus, tidak otomatis anaknya pun bakal berbadan bagus. Menurut Jerry, yang juga Ketua Persatuan Pelestari Ayam Serama Indonesia (P2ASI), serama punya keunikan tersendiri dalam pola pewarisan genetik. Untuk menciptakan serama juara, Jerry mengaku masih meraba-raba. Halo senada juga diakui Vicky, brander kawakan di Jakarta, " Memilih anakan serama ibarat maen mengundi nasib, kecil biasa besar tarik bahkan selam banyak contohnya."
Bukan itu saja, kualitas serama juga sulit diprediksi saat ia masih anakan. Banyak serama anakan yang kelihatan bagus, tapi setelah dewasa bulunya tak beraturan atau postur tubuhnya tak lagi anggun. Tak sedikit pula serama yang waktu masih anakan suka bergaya, tapi menjadi penakut ketika dewasa. 


Bila tak dirawat dengan baik, kualitas bibit serama unggul bisa merosot. Selain itu, masih banyak faktor lain yang membuat serama juara tak gampang dicetak. “Problemnya sangat banyaklah,” ujar Jerry. Berbagai keunikan itulah yang membuat harga ayam hibrida ini mahal. “Kalau beternaknya gampang, mungkin harga serama akan jatuh,” beber pemilik Intan Serama Farm, peternakan serama yang terletak di daerah Pulomas, Jakarta ini.
Tentu saja tak semua ayam serama harganya semahal itu. Harga serama anakan kualitas biasa berkisar di angka puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Sedangkan serama dewasa (berumur sekitar satu tahun) biasanya bernilai jutaan rupiah. Pemilik dompet cekak pun bisa membeli ayam imut ini (dengan kualitas serama jelata) pada harga di kisaran ratusan ribu rupiah. Karena harganya yang begitu mahal, ayam serama bisa menjadi ladang bisnis yang menggiurkan. Bukan hanya sebagi klangenan untuk dielus-elus bulunya. Dengan modal sepasang induk, bisnis sudah bisa dimulai. Saat popularitas serama sedang menanjak, Jerry mengaku bisa menjual ratusan ekor dalam sebulan. Tapi sejak terjadinya wabah flu burung, kejayaan bisnis serama ikut terpukul.
“Sejauh ini tidak ada serama yang terinfeksi flu burung. P2ASI juga rutin melakukan vaksinasi. Tapi bagaimanapun juga bisnis tetap kena pengaruh,” kata Jerry. Maklum saja, sekalipun serama rajin mandi dan bersampo, ia tetaplah unggas biasa seperti bebek yang tetap bisa tertular virus flu burung. Dalam urusan sopan santun pun, ia tetap sama dengan ayam kampung. Saat bergaya di atas panggung, tak jarang ia buang kotoran. Tapi karena sopan santun bukan salah satu unsur yang dinilai, aksi buang kotoran ini tidak mengurangi skornya di tangan juri. Yah, namanya juga ayam!
Agar bisa tampil memikat di atas (yang berupa meja segi empat), ia perlu latihan layaknya seorang peragawan atau peragawati. "Mau jadi pragawati aja ada sekolahnya Mas." tegar Wawan, hobis serama dari Tangerang. 

Pertama yang harus dilakukan adalah membiasakan ayam dengan atmostif kontes. Hal terpenting adalah serama jangan sampai turun dari meja kontes. Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan ayam dengan karper hijau dengan cara sering meletakkan ayam di atas meja. Jika ayam tak lagi turun dari meja, langkah selanjutnya adalah mengajari ayam bergaya di atas meja.

Di atas meja catwalk, ia berlatih mengayunkan kaki, berdiri tegak, membusungkan dada, tengok kiri, tengok kanan, bergaya, dan hilir mudik layaknya seorang peraga busana. Setiap ayam tentu memiliki gaya dan karakter sendiri-sendiri. Jadi gk bisa kita paksa ayam mengikuti kemauan kita 100%. Disinilah pentingnya latihan sebelum lomba. Jika sedang beraksi, gaya berjalannya bisa sangat genit. Kaki diangkat pelan-pelan satu demi satu, menggemaskan. Tak kalah centil dari gaya lenggak-lenggok peragawati.

Jika ayam sudah terbiasa diatas meja, ia akan tampil percaya diri untuk bergaya. Hal ini tunjukkan dengan kebasan sayap, kokok, jalan jinjit dan sesekali angkat kaki. Untuk beberapa ayam kelas bangsawan, ayam bisa ngejet slam dan getar, tidak peduli dia jantan atau betina. bagaimanapun kolom untuk gaya ini memegang peran penting mengantarkan serama jadi juara. penilaian kolom ini bisa 20 s.d 40 % dari total penilaian, tergantung panitia kontes dan juri.

Serama juga harus cukup bersahabat, sehingga tidak lari ketika diatas meja. Juga tak boleh terlalu temperamental. Jika berada di dekat peserta kontes yang lain, ia tidak boleh mematuk atau menantang berkelahi. Hal ini ditunjukkan dengan ayam akan terbang ke meja peserta lain. Ingat dalam kontes 3 kali turun/keluar dari meja kontes berarti diskualifikasi. Sehingga latihan bergaya diatas meja menjadi harga mutlak yang harus disiapkan calon peserta kontes.

Sebelum beraksi di atas catwalk, serama menjalani proses timbang badan mirip petinju yang hendak naik ring. Tinggi badannya diukur. Kemolekan kaki, sayap, ekor, dada, dan jenggernya pun dilihat untuk menentukan dikelas mana serama akan dilombakan.. Kontes serama umumnya dibagi-bagi berdasarkan jenis kelamin dan umur. Selain kelas pejantan dan dewasa, kontes juga menyediakan kategori anakan dan betina.
Sama seperti pejantan, si betina pun bergaya dengan membusungkan dada. Jika kemolekan rupa dan gayanya berhasil memikat juri saat kontes, harga diri (dalam rupiah) serama dipastikan bakal naik berlipat-lipat. Umumnya harga serama juara kontes berkisar mulai dari puluhan juta hingga lebih dari seratus juta rupiah. “Serama saya yang juara pernah ditawar orang seratus juta, tapi enggak saya kasih,” kata Jerry. Jerry memberi nama jagoannya itu Dragon. Badan boleh kecil, tapi soal nama, serama juga bisa sangar dan berkharisma. Harga Dragon yang segede itu bukanlah rekor paling tinggi. Masih ada serama lain yang harganya lebih edan lagi, 150 bahkan 200 juta rupiah!

Agar serama dapat tampil prima, kesehatan dan kebugaran ayam adalah harga mati yang harus diperhatikan pemilik. Ada berbagai trik dan teknik untuk mengkondisikan ayam agar siap kontes. Masing-masing bintang kontes punya cara dan teknik tersendiri, mulai dari pemberian vitamin dan pai pengaturan pola makan. Vitamin yang diberikan umumnya adalah vitamin yang dapat menjaga kebugaran ayam disaming juga memacu birahi. Sudah menjadi rahasia umum, jika serama ada dalam kondisi birahi puncak tampilnya akan garang diatas meja kontes. Pengaturan pola makan umumnya dilakukan dengan tujuan menjaga berat badan ayam sesuai dengan kelas kontes yang akan diikuti. Menjelang hari kontes sebaiknya ayam sering dijemur dan biarkan mandi matahari, hal ini untuk menjadi keprimaan dari ayam.

Menjelang kontes sehari sebelumnya, ayam sebaiknya dimandiin. Hal ini dilakukan agar serama tampil prima saat kontes. Mengingat bahawa kontes serama adalah kontes kecantikan ayam, jadi tampilan merupakan harga mati.  Memandikan ayam juga ditujukan untuk membuat serama lebih frees saat tampil dimeja kontes.

Setelah dimandikan serama perlu dirapikan bulu-bulunya. Cara merapikan bulu dengan cara di cabut, dan digunting. Perapian bulu ini ditujukan untuk mempercanik bentuk ayam. Bulu bagian-bagian yang perlu diperhatikan adalah bagian dada, bawah sayap dan pantat ayam. Sedangkan untuk bulu pedang dapat dilakukan dengan cara dipilir-pilir agar tegak. Ingat bulu pedang agar mendapat nilai maksimal sebaiknya tegak keatas dan rapat antara 2 bulu pedang tersebut.


Memahami karakter ayam bagi joki merupakan setengah dari keberhasilan ayam bergaya dikontes. Dalam kontes serama di Indonesia, joki (supporter) diijinkan alama masih dalam koridor ketentuan yang berlaku. Joki harus paham bagaimana menyemangti ayam diatas meja, denga n latihan joki akan punya pengalaman untuk menyemangati ayam diatas meja kontes. Berbagai cara di lakukan joki seperti membuat kegaduhan dengan bunyi-bunyian, memakai kertas/plastik untuk mengejutkan ayam sampai teriakan/siulan yang khas.


Saat ayam telah berada diatas meja kontes, peran joki menjadi penting, tetapi tergantung sekali dengan kondisi, karakter dan mut dari ayam. Makanya pengkondisian ayam menjelang kontes merupakan setegah dari keberhasilan ayam menyabet juara.

Perawatan dan Membiakkan Ayam Serama


 Cara merawat serama tidak sulit dan tak berbelit-belit. Kebutuhan hidupnya sama seperti ayam buras. Menurut pengakuan Ir. Rudiasfie Sjofinal peternak ayam serama di Jakarta ayam cebol ini memang sedikit sukar dikembang-biakkan. Ukuran kakinya pendek menyebabkan pejantan sulit melakukan penetrasi ketika hendak kawin. Akibatnya, proses percintaan menjadi tidak mesra dan sering tidak tepat mengenai sasaran.
Rudi sering membantu ayam pejantan nangkring di atas ayam betina. Teknik pengawinan ini dilakukan dengan cara memegang ayam betina lalu menyodorkanya ke depan pejantan. Syaratnya, kedua mempelai harus benar-benar sudah siap kawin. Induk betina siap dipinang pada berusia 5 – 6 bulan. Serama betina seperti itu biasanya berperilaku jongkok jika dipegang punggungnya. Sedangkan usia subur pejantan berkisar pada umur 4 hingga 5 bulan.
Rudi juga menerapkan teknik kawin gilir. Dalam metode ini ayam betina dipaksa melayani 3 ekor pejantan. Penggiliran dilakukan secara berselang sekitar 2 – 3 jam. Melalui cara perkawinan seperti itu diharapkan peluang keberhasilan bisa diperbesar.
Meski ukuran tubuhnya kecil, serama termasuk jenis ayam bernafsu birahi tinggi. Ia tak gentar dan tak segan-segan jatuh cintrong kepada ayam berbadan lebih gede. Menurut Johan, peternak ayam dari Bekasi, serama mulai belajar kawin ketika berusia 3 bulan. Pejantan muda sehat harus bisa menyalurkan hasrat bercintanya sebanyak 6 – 8 kali setiap hari. Nafsu birahi serama memuncak ketika cuaca mendung, atau pagi dan sore hari.
Kesuburan ayam serama sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik. Cuaca terlalu dingin bisa menurunkan kemampuan ayam betina menghasilkan telur. Sebab sebagian besar pakan digunakan untuk produksi energi guna mempertahankan panas badan. Jadi, ayam serama yang dipelihara di daerah dingin harus memperoleh pakan dengan kandungan karbohidrat tinggi. Semisal jagung.
Sebagai hidangan tambahan, Rudi selalu menyuguhkan menu tambahan berupa jangkrik, dan tauge kepada ayam-ayamnya. Setiap seminggu sekali Rudi juga memberi ayamnya vitamin E.
Cara praktis yang lain dilakukan oleh Albert Tan Swee Guan peternak ayam serama asal Selangor, Malaysia. Ia tak pernah memberi menu tambahan aneh-aneh kepada ayam peliharaannya. Menurut pria berkacamata tersebut, pakan ayam petelur saja sudah cukup. Pabrik sudah meracik pakan tersebut sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan ayam. Albert selalu memberi pakan 2 kali dalam sehari kepada ayamnya. Yaitu di pagi hari dan malam hari sekitar pukul 8. “Itu Chiken feed sudah dikaji sesuai untuk ayam, jadi you tak payah bagi apa-apa lagi,”terang pria tersebut dengan logat melayu.
Telur gagal menetas termasuk salah satu hambatan budidaya ayam serama. Dua kunci penting yang tak boleh dilupakan saat menetaskan telur ayam serama yaitu suhu dan kelembapan. Suhu penetasan tidak boleh melebihi atau kurang dari 37,5°C – 38°C. Kelembapan harus selalu disesuaikan dengan usia telur. Minggu pertama hingga minggu ke dua kelembapan diatur pada kisaran 65% – 70%. 2 – 3 hari menjelang menetas, kelembapan harus ditambah hingga kisaran 95% – 100%. Derajat kelembaban bisa diukur dengan Hygro meter. Piranti ini biasanya sudah ada pada alat penetas. Kondisi udara terlalu kering membikin kulit telur jadi keras. Akibatnya anak ayam kesulitan memecah cangkang telur. Kalau sudah seperti itu, anak ayam bisa mati lemas gara-gara tidak bisa bernafas.
Di arena lomba, ayam serama dapat tampil prima jika birahinya sedang memuncak. Oleh karena itu, seminggu sebelum ikut kotes ia tidak boleh melihat lawan jenisnya. Jadi taruhlah serama Anda di tempat yang terisolir. Umumnya nafsu birahi serama memuncak pada usia 4 – 6 bulan.
Bulu ayam serama yang terlalu sering kawin sering rusak. Sewaktu bercumbu serama betina gemar mematok bulu leher sang pacar. Alhasil bulu wiring itu banyak yang copot sehingga serama jantan jadi botak. Hal itu bisa dicegah dengan jalan melarang serama jantan berpacaran sebelum meraih prestasi.
Selain tidak boleh kawin, ayam serama unggulan juga tak boleh terlalu gaul. Ia dilarang terlalu sering bermain di halaman alias diumbar. Menurut Gusti M. Taufik, ayam yang kerap diumbar akan mandi pasir atau kipu. Nah, hal itulah yang memicu bulu jadi acak-acakan, patah, dan warnanya kusam. Mandi pasir juga bisa bikin sisik kaki copot dan patah. Yang lebih berbahaya lagi, dikawatirkan ayam akan memakan benda-benda berbahaya. Semisal pecahan kaca, dan karet. “Ayam saya pernah mendadak lemas. Lantas setelah saya potong ternyata di dalam temboloknya ada belingnya,” sahut Rudi salah satu pelopor ayam serama di Negeri ini.
Ayam serama juga harus dilatih berkonsentrasi supaya tampil prima di atas panggung. Ia tidak boleh mematok karpet atau kabur dari panggung. Jadi ayam cebol ini harus tak jemu-jemu bergaya dan berkokok lantang di atas cat walk.
Cara melatih mental serama tidak susah. Sekitar 2 – 3 minggu sebelum kontes dia harus dibiasakan dengan panggung berkarpet. Basahi ayam mungil itu dengan sepotong lap. Setelah itu, taruhlah di atas meja yang diberi karpet berwarna hijau. Mengapa harus karpet berwarna hijau? Pasalnya benda tersebut sering dikira rumput. Jadi kalau ketika latihan ia sering tertipu oleh karpet hijau, diharapkan saat di panggung lomba ia ogah mematok-matok karpet lagi. Biar serama tidak kabur, tutuplah dengan kurungan. Setelah itu posisikan meja latihan di tempat yang panas.
Seusai dijemur ayam tidak boleh langsung diberi minum. Kalau hal itu dilanggar, ayam bisa diterjang penyakit ngorok. Wajahnya yang cerah mendadak berubah jadi pucat pasi. Taruhlah terlebih dulu ayam yang usai dijemur di tempat teduh selama 15 – 30 menit. Nah, setelah itu ayam baru boleh menegak segelas air segar.
Serama wajip menyantap porsi pakan pas dengan menu extra gizi. Vitamin E, Pospor dan Calsium sangat penting untuk merawat kecantikan bulu. Vitamin E banyak terkandung dalam minyak ikan. Sedangkan Calsium dan Pospor banyak terdapat dalam sotong alias kulit cumi. Extra fooding tersebut musti disuguhkan setiap hari.
Soal menu pakan serama, Rudi punya resep jitu yang layak ditiru. Setiap pagi ia selalu memberikan minuman bercampur Enervon C kepada seramanya. Ramuan tersebut harus habis sekali minum serta tidak boleh terkena terik matahari. Sebab, khasiatnya bisa hilang. Menu sarat gizi lain yang ia suguhkan yaitu 3 ekor jangkrik dan kroto. Jagung tidak boleh dihidangkan secara berlebihan. Sebab serama yang terlalu banyak menyantap jagung bisa cepat mengalami rontok bulu.
Selain penampilan menarik, serama juga harus memiliki bobot badan seringan mungkin. Jadi, diet harus diawasi secara ketat. Hindari pemberian pakan yang banyak mengandung lemak. 3 hari menjelang lomba, ayam serama disuguh beras merah atau gabah. Porsinya cukup 2 – 3 sendok makan saja. Menu itu diberikan 2 kali dalam sehari. Yaitu pada pagi dan sore hari.
Resep lain dimiliki Ajong penangkar ayam serama di bilangan Pulo Mas, Jakarta. Sebulan menjelang kontes serama hanya diberi pakan berupa gabah mini. Menu itu disodorkan dua kali sehari. Yaitu di pagi dan di sore hari.
Supaya bulu serama semakin nampak kinclong, ayam harus rajin berjemur. Acara mandi sinar matahari dilakukan mulai pukul 8 hingga pukul 10 pagi. Sebelum dijemur sebaiknya ayam dimandikan terlebih dulu. Bahkan kalau perlu setiap sebulan sekali ayam dikeramasi dengan shampo. Kegiatan ini harus dilakukan pada saat cuaca cerah. Seusai karmas, ayam segera dihanduki dan dijemur.
Manipulasi kecantikan ternyata tidak diharamkan di dunia hobi ayam serama. Supaya tampil elok di panggung, banyak serama yang menjalani perawatan kecantikan. Semisal meluruskan bulu pedang (bulu ekor terpanjang) dengan cara diolesi air jeruk nipis, operasi plastik untuk merapikan jengger, serta merapikan bulu sayap. 
Gampang memelihara serama. Selamat mencoba, semoga sukses!

Rabu, 30 Maret 2011

Jangan Anggap Remeh Yang Kecil


Jangan anggap remah. Meski berperawakan kecil, Serama bukan ayam murahan. Sebab untuk memboyongnya dan menikmati kelucuannya, Anda harus merogoh kocek dalam-dalam. Prospek bisnisnya pun bagus, mengingat sekarang digolongkan binatang yang perkembangannya lambat. Farm berpengalaman pun, memiliki resiko kegagalan yang tinggi. Sehingga keberhasilan tidak ditentukan sekedar oleh pengalaman. 

Serama adalah ayam terkecil didunia. Buktinya, ayam yang berasal dari Malaysia ini, memiliki ukuran badan hanya sebesar kepalan tangan pria dewasa. Selain itu, bobot tubuhnya tak lebih dari 500 gr. Tapi, justru kian mungil badannya, kian bagus kualitasnya. Semakin bagus kualitasnya, semakin mahal harganya yaitu mencapai Rp20 juta/ekor!

“Menurut Asosiasi (Ayam) Bantam Amerika dan Asosiasi (Ayam) Bantam Internasional, Serama merupakan ayam terkecil di kelas (Ayam) Bantam. Padahal, Bantam itu sendiri identik dengan ayam yang berukuran kecil atau mini. Dengan demikian, Serama diklaim sebagai ras ayam terkecil di muka bumi ini,” kata Rudiasfie Sjofinal, Sekretaris Jendral P2ASI (Persatuan Pelestari Ayam Serama Indonesia), wadah yang menampung para penggemar Ayam Serama.

Namun, ia melanjutkan, Serama berbeda dengan ayam kate, meski memiliki unsur-unsurnya. Sebab, kate identik dengan ayam yang cebol atau cacat. Sedangkan Serama, bila dilihat secara keseluruhan, memiliki bentuk tubuh yang proporsional tetapi serba kecil. “Maklum, dilihat dari silsilahnya, Serama merupakan ayam hasil rekayasa genetika,” jelas pria yang akrab disapa Rudi ini.

Sekadar informasi, dilihat dari cikal bakalnya, Serama merupakan unggas hasil kreativitas Wee Yean Een. Pada tahun 1971, “penghulu” ayam dari negeri jiran itu menyilangkan Ayam Kapan (Kate Kaki Panjang) dengan Ayam Modern Game Bantam. Dua tahun kemudia, ia menyilangkan keturunan pertama ayam hasil silangan tersebut di atas dengan Ayam Sutera (Silkie Bantam). Masih kurang puas, Wee Yean Een menyilangkan lagi keturunan kedua ayam persilangan tersebut dengan Kate Jepang. Akhirnya, pada tahun 1988, “mak comblang” ayam itu berhasil “menciptakan” Ayam Serama.

Selanjutnya, Wee Yean Een memberinya nama Serama. Karena, ayam imut ini memiliki gaya dan penampilan gagah laiknya Sri Rama, superhero dalam kisah pewayangan Ramayana. Tapi, karena lidahnya cadel, maka Sri Rama pun terdengar seperti Serama dan jadilah ia dikenal sebagai Ayam Serama.

Pada tahun 1990, ayam mini ini diperkenalkan ke publik melalui kontes pertama yang diselenggarakan di Perlis. Kontes sejenis juga banyak digelar di Thailand. Nah, melalui Negara Gajah Putih itulah, masyarakat Indonesia mengenal ayam yang suka petantang-petenteng dan berkokok lantang ini. Tepatnya, ketika dipertandingkan pada tahun 2004 di Ancol, Jakarta Utara.


  • Memelihara Ayam Serama adalah hobby yang boleh dikatakan sangat mengasyikan dan merupakan sarana penghibur serta penghilang stress yang baik. Tingkah polah ayam yang lucu sangat pas sebagai sarana penghilang stres. Ditambah ukurannya yang imut dan layaknya yang sok jagoan, membut kita selalu tersenyum.
  • Memelihara Ayam Serama tidak membutuhkan tempat yang luas ataupun kandang yang besar. Ukuran ayam yang imut, membuatnya hanya memerlukan kandang sebesar kandang burung yang bisa disusun keatas menjadi beberapa tingkat. Tidak seperti burung yang harus digantung dan hanya berisi satu sangkar per areanya.
  • Memelihara Ayam Serama akan memperbanyak network pertemanan kita. Banyaknya penghobi serama telah mempertemukan berbagai individu berbagai latar belakang. Ditambah lagi dengan adanya lomba rutin, individu-individu yang tidak memliki keterkaitan tersatu dalam hobi yang sama.
  • Memelihara Ayam Serama dapat meningkatkan perekonomian keluarga, karena nilai jual yang tinggi. Bandingkan jika berternak burung kenari atau kambing. Kenari umur 2-3buln 20.000-25.000, sedangkan serama baru menetas 75.000 - 150.000 (kualitas biasa). Kambing mesti nunggu kandungan kandungan tua, 6 bln langsung dijual hanya laku 250.000 - 400.000. Enam bulan serama sudah 2 kali siklus.