Rabu, 11 Mei 2011

Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)!

sumber : http://omkicau.com/2011/04/14/ulat-mengganas-stop-perburuan-kroto-mulailah-menangkarkan-kroto-bisa/

Belakangan ini kita dihebohkan dengan maraknya pemberitaan tentang serangan ulat bulu di berbagai daerah di Indonesia. Anehnya, serangan itu justru ada di kota-kota dan pinggirannya, bukan di pelosok desa, mengapa? Menurut saya, ini adalah salah satu dampak negatif dari perburuan liar burung dan kroto yang berkelanjutan.

Seperti kita ketahui, hampir di semua kota di Jawa, kita bisa menemukan pencari kroto yang berjalan hilir mudik di kebun-kebun dan pepohonan di pinggir jalan. Ya, itulah mereka para pensuplai makanan utama beberapa jenis burung peliharaan kita, seperti murai batu misalnya.
Ketika usaha perburuan kroto terus berkelanjutan tanpa menyisakan koloni untuk perkembangbiakan generasi berikut dari semut rangrang, maka inilah salah satu penyebab datangnya serangan ulat bulu. Para penghobi burung kicauan haruslah merasa berdosa.

Saya, salah satu peghobi burung, tentu saja termasuk orang yang harus merasa berdosa. Sebab, hebohnya dunia kicauan semakin memiskinkan predator alami ulat, termasuk ulat bulu. Dua di antaranya adalah burung dan semut rangrang yang ketika masih dalam bentuk larva dan pupa, yang disebut kroto, terus kita keruk dari alam. Burung dan semut rangrang adalah pemakan telur dan anakan ulat. Ketika mereka semakin menipis di alam, mengganaslah ulat!!! Bisakah kita menghentikan, meski secara perlahan, perburuan burung dan kroto? Bisa!!

Bagaimana caranya? Dorong terus penangkaran burung dan imbau terus penghentian perburuan burung liar. Bagaimana dengan kroto? Apakah juga bisa ditangkar? Bisa!! Soal penangkaran burung, ya itulah selama ini yang saya tekankan di dalam blog ini. Menangkar burung dan menangkar burung. Untuk masalah burung, barangkali memang kita sudah mahfum, dia adalah salah satu predator ulat. Bagaimana dengan semut rangrang penghasil kroto? Silakan baca terus artikel ini. Saya yakin Anda nanti akan percaya bahwa perburuan kroto adalah menjadi salah satu sumber merebaknya wabah ulat bulu di berbagai kota dewasa ini. Lantas, bisakah semut rangrang ditangkar? Bisa!! Saat ini sudah ada yang bisa menangkarkan HANYA DENGAN LAHAN SEMPIT TANPA PEPOHONAN SEGALA.

Namun dengan berat hati saya belum berhak memaparkan masalah teknis penangkaran semut rangrang karena masih menjadi “hak paten” sebuah tim yang sudah berhasil menangkarkannya dan sudah dijual komersil secara terbatas hasilnya. Dalam waktu dakat, akan digelar semacam kursus untuk penangkaran semut rangrang dengan teknis dan tata cara yang sedang dibicarakan, atau mungkin dengan cara lain yang bisa dilakukan. Karena hal itu masih menjadi “Peluang Usaha” yang bagus maka untuk mengikuti kursus atau mengetahui tata cara penangkaran serta mendapat bbitnya tentu peserta akan dikenai biaya. Soal berapa besarnya dan kapan pelaksanaannya, mohon tunggu informasi berikutnya.

Saya yakin, dalam waktu tidak lama, usaha penangkaran semut rangrang akan memasyarakat. Jika sudah demikian, maka sudah seharusnya dilakukan pelarangan perburuan liar larva dan pupa semut rangrang. Bagaimana dengan nasib para pemburu kroto? Ya tentu saja kepada mereka diberikan alternatif pekerjaan sebagai pengelola penangkaran semut dan sebagainya. Bagaimana mekanismenya? Karena ini adalah pekerjaan besar, tentu bisa dilakukan oleh sebuah lembaga dan dalam kaitan ini PEMERINTAH (daerah maupun pusat) bisa dan harus turun tangan.

Baiklah, sembari menunggu terbukanya informasi penangkaran intensif semut rangrang, kepada Anda saya sajikan artikel serba-serbi semut rangrang, kegunaannya, dan cara penangkaran semut rangrang di kebun atau pekarangan rumah. Artikel ini adalah bagian dari buku “Semut Sahabat Petani” karya Paul Van Mele dan Nguyen Thi Thu Cuc yang dialihbahasakan oleh Subekti Rahayu.

Manfaat semut rangrang untuk tanaman telah dikenal di banyak negara. Demikian pula, petani-petani di Delta Mekong (Vietnam) dan di Kalimantan Timur (Indonesia) mempunyai pengalaman mengenai bagaimana semut rangrang dapat meningkatkan kualitas buah. Buah yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan lebih segar.

Jika diamati dengan seksama, semut rangrang dapat mengganggu, menghalangi atau memangsa berbagai jenis hama seperti kepik hijau, ulat pemakan daun, dan serangga-serangga pemakan buah. Populasi semut rangrang yang tinggi dapat mengurangi permasalahan hama tungau, pengorok daun dan penyakit ‘greening” pada kebun jeruk. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh kutu daun Semut rangrang diketahui juga dapat melindungi Eucalyptus dan pohon-pohon kayu lainnya. Semut ini dapat mengendalikan sebagian besar hama pada tanaman jeruk dan mete, melindungi tanaman kelapa dan coklat dari serangan kepik, sehingga meningkatkan mutu dan jumlah hasil panen. Semut rangrang juga dapat menghalangi serangan tikus. Bukankah itu sesuatu yang mengagumkan?

1 komentar:

  1. budidaya semut rangrang dilahan sempit secara intensif sangatlah mudah http://cibuluh.blogspot.com/2011/05/pengalamanku-budidaya-semut-rang-rang.htmlbudidaya semut rangrang dilahan sempit secara intensif sangatlah mudah http://cibuluh.blogspot.com/2011/05/pengalamanku-budidaya-semut-rang-rang.html

    BalasHapus