Rabu, 11 April 2012

Hati-hati bagi Pemula (Agar Memahami Kontes Serama)

"Ini serama grade A kok lebih murah dari grade B? Kok bisa?" tanya Budi, pemula yang sedang menawar serama di salah satu farm. Ada juga kasus Wahyu seorang pemula yang mencari serama disela-sela ramainya kontes di kawasan Jakarta Pusat. Wahyu medapati pedagang yang menjamin jika gede nanti serama anakan yang ia jual akan memiliki grade A. Pengalaman pemula yang berburu serama berkualitas, beraneka ragam. Kesimpang siuran dan malas bertanya membuat ekspektasi mereka akan grade serama menjadi keliru.
Grade dalam serama hanya ada di arena kontes. Grade dalam serama tidak menggambarkan bagus tidaknya serama secara mutlak. Benar adanya semakin kecil serama semakin bagus mutunya. Namun bukan berarti klo serama kecil pasti bagus secara mutlak. Dalam kontes serama disamping kecil fisiknya, mental harus berani ditunjukkan dengan tempramen/perangai ayam dan aksesoris (bulu, jengger, kaki dan lainnya), serta yang tidak kalah penting adalah gaya pas dimeja kontes.
Bayangkan, bagus mana jika serama dengan berat 200 gram, tapi tidak bergaya di meja dengan serama dengan berat 400 gram tetapi bisa jetslam dan getar. Dalam kasus tersebut juri akan bingung membandingkan kedua serama tersebut. Akan ada polemik saat penjurian tergantung selera juri. Juri yag satu mungkin akan mementingkan ukuran ayam sedangkan juri lainnya akan mengganggap gaya serama lebih penting. Guna mengatasi polemik tersebut dibuatlah klasifikasi berdasarkan berat badan, yang dewasa ini berkembang tidak hanya berat badan namun juga ciri-ciri fisik lainnya. Jadi grade dalam kontes merupakan upaya mengklasifikasian serama saat kontes. Ibarat tinju, sangat tidak adil jika petinju kelas bulu bertarung dengan petinju kelas berat.
Ada berapa klasifikasi serama saat kontes, tergantung panitia kontes tersebut. Masing-masing kontes memiliki kelas kontes yang dilombakan berbeda-beda. Dalam menggelar acara kontes, panitia akan mempertimbangkan kesanggupan menyediakan sarana (juri, meja kontes, piagam, piala dan sebagainya) dan animo peserta dalam kelas tersebut. Fersi lengkap kelas kontes terbagi menjadi :
1. Dewasa Grade A
Karakteristik yang dipakai untuk kelas ini, adalah usia ayam sudah dewasa, yang ditunjukkan dengan tumbuhnya lawi secara maksimal dan berat ayam kurang dari 360 gram. Ini merupakan kelas paling bergengsi di arena kontes. Kelas ini sering disebut juga dengan Kelas Utama dibeberapa kontes.





2. Dewasa Grade B


Karakteristik yang dipakai untuk kelas ini, adalah usia ayam sudah dewasa, yang ditunjukkan dengan tumbuhnya lawi secara maksimal dan berat ayam antara 360-450 gram. Ayam-ayam yang berlomba dikelas ini merupakan ayam yang memiliki katakter bagus namun memiliki ukuran yang agak besar diarena kontes. Kelas ini sering disebut juga dengan Kelas Madya dibeberapa kontes.





3. Betina Dewasa
Pada kelas ini di perlombakan betina-betina yang harus bergaya seperti layaknya serama jantan. hanya kolom penilaian lebih simpel dari pada kelas dewasa jantan. 








4. Kelas Dewasa Tanpa Lawi
Adakalanya serama mabung/tanggal bulu atau suatu sebab sehingga lawinya (ekor pedang) tanggal. Jika ayam diperlombakan di kedua kelas diatas, akan sulit bersaing dengan ayam-ayam lain yang memiliki lawi, karena lawi juga mendapat nilai saat kontes. Akhirnya dibentuklah satu kelas yang mengkhususkan penilaian dengan menghilangkan kolom penilaian untuk lawi. Adakalanya kelas ini merupakan kelas paling panas dikontes. Hal ini dikarenakan ayam-ayam jawara yang karena suatu sebab lepas lawinya masuk kelas ini. Tidak jarang ayam dari kelas ini dapat meraih Best on The Best di kontes.

4. Jantan Muda
Sudah menjadi berita umum bahwa ayam serama semakin menunjukkan karakternya seiring dengan bertambahnya usia. Dengan bertambahnya usia, serama semakin tarik, dadanya membesar bahkan keluar getar (salah satu gaya dalam kontes). Serama-serama muda yang belum maksimal gaya dan karakternya akan masuk kelas ini. Namun tidak ada patokan baku berapa usia yang diijinkan untuk bisa masuk kelas ini menjadi polemik tersendiri. Beberapa panitia mengunakan metode hitung bulu ekor, ada juga yang melihat taji jengger dan sebagainya.


5. Betina Muda
Serupa dengan jantan muda, bedanya hanya jenis kelamin
6. Jantan Remaja
Kasus dan dasar pemikiran sama seperti Jantan Muda, hanya Kelas Jantan Remaja usia ayam lebih muda dari Jantan Muda. Pada kelas ini keadaan ayam tepat setelah menanggalkan status anakannya. Ciri fisik yang tampak adalah munculnya kulit jengger di sekitar muka dan bulu rawis di leher dan pangkal ekor sudah tumbuh.




7. Betina Remaja
Serupa dengan Jantan Remaja Jantan hanya beda jenis kelamin.
8. Anakan
Ini merupakan kelas paling banyak pesertanya di even-even kontes serama. Pemain pemula umumnya banyak yang turun dikelas ini. Kelas anakan di bagi menjadi 6 kelas dengan mempertimbangkan usia (kedewasaan anak ayam) dilihat dari ciri-ciri fisiknya seperti jengger dan bulu. Ada juga yang membedakan kelas ini berdasarkan berat badan ayam. Hal ini dilakukan untuk lebih akuratnya membagian kelas pada level anakan, yang tidak adda ciri-ciri fisik yang menonjol yang disepakati pemain serama (jengger dan bulu pada masing-masing anak ayam tergantung genetik). Pengunaan kriteria pada kelas ini tergantung dari kebijakan panitia lomba.
- Anakan A jantan (usia 1-2,5 bulan atau dibawah 120 gram)
- Anakan A betina (usia 1-2,5 bulan atau dibawah 120 gram)
- Anakan B jantan (usia 2,5-3,5 bulan atau 121-160 gram)
- Anakan B jantan (usia 2,5-3,5 bulan atau 121-160 gram)
- Anakan C jantan (usia 3,5-5,5 bulan atau anakan lebih dari 161 gram )
- Anakan C Betina (usia 3,5-5,5 bulan atau anakan lebih dari 161 gram)



3 komentar:

  1. sampai saat ini ayam serama yang terkecil di dunia berapa beratnya

    BalasHapus
  2. Pakan tambahan untuk ayam hias. Praktis, tinggi protein, mudah di cerna dan telah teruji kandungan nutrisinya

    Klik link dibawah ini untuk detailnya
    Pakan tambahan untuk ayam hias

    BalasHapus
  3. Bagai mana cara mempertahankan brat bobot ayam serama di kisaran 350.

    BalasHapus